Dilihat dari segi nasib, bahagia atau sengsara saat di dunia dan di akhirat, manusia akan mengalami salah satu dari empat nasib; bahagia di dunia-bahagia di akhirat, sengsara di dunia-bahagia di akhirat, bahagia di dunia-sengsara di akhirat dan sengsara di dunia-sengsara pula di akhirat.
Sebelum keempat nasib ini dirinci, perlu dicatat bahwa "bahagia di dunia" yang dimaksud bukanlah kebahagiaan hakiki berupa kebahagiaan dan ketenangan ruhani karena berada di bawah naungan ridha ilahi.
Tapi yang dimaksud adalah kebahagiaan yang oleh kebanyakan orang dipersepsikan sebagai kebahagiaan; harta melimpah, hidup nan serba mudah dan musibah yang seakan-akan enggan untuk singgah.
Nah sekarang mari kita rinci satu persatu..
= BAHAGIA DI DUNIA - BAHAGIA DI AKHIRAT =
Nasib yang paling diidamkan semua orang. Semboyan "kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya mati masuk surga" menjadi puncak khayalan yang diinginkan manusia.
Tapi benarkah ada orang yang di dunia kaya dan saat di akhirat beruntung mendapat Jannah-Nya ??? Tentu saja ada. Itulah orang yang mendapat fadhlullah, anugerah istimewa dari Allah.
Dalam sebuah hadits yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa suatu ketika para shahabat yang ekonominya lemah mengadu pada Rasulullah tentang rasa iri mereka terhadap shahabat lain yang kaya. Yang kaya bisa infaq banyak tapi juga melakukan ibadah yang sama dengan yang mereka lakukan setiap hari.
Lalu Rasulullah mengajarkan dzikir-dzikir yang dapat mengimbangi pahala infaq. Tapi ternyata shahabat yang kaya juga mendengar dzikir ini lalu mengamalkannya.
Saat ditanya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Itulah anugerah Allah yang akan diberikan kepada siapapun yang dikehendaki"
Itulah anugerah Allah. Allah membagi rezeki sesuai kehendak-Nya. Ada yang sedikit ada yang banyak. Sebagian orang ada yang dikarunia rezeki melimpah, hidupnya pun serba mudah.
Namun begitu, ternyata semua itu tidak memalingkannya dari cahaya hidayah. Harta yang dikaruniakan gunakan untuk membangun rel yang memuluskan jalan mereka menuju jannah. Rel-rel yang dibangun adalah besi-besi berkualitas dari infaq fisabilillah, sedekah kepada fakir miskin dan yatim dan berbagai proyek amal jariyah. Lebih daripada itu, harta itu juga digunakan untuk membeli berbagai fasilitas yang dapat membantu meraup ilmu mulai dari buku hingga biaya untuk belajar kepada para guru. Kesehatan dan kemudahan hidup digunakan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan pengabdian kepada Allah.
Dengan semua ini, insya Allah, kebahagiaan yang lebih abadi di akhirat telah menanti. Kalau sudah begini, manusia semacam ini memang sulit ditandingi. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya.
= SENGSARA DI DUNIA - BAHAGIA DI AKHIRAT =
Ini nasib kebanyakan orang-orang beriman. Kehidupan di dunia bagi mereka seringnya menjadi camp pelatihan untuk menempa iman.
Kesulitan hidup berupa sempitnya kran rezeki memicu munculnya ujian-ujian kehidupan seperti tak terpenuhinya kebutuhan logistik, pendidikan, sandang dan papan. Atau kesulitan hidup berupa kekurangan dalam hal fisik; buta, bisu, buntung, lumpuh dan sebagainya. Dera dan cobaan yang kerap kali menguras airmata dan menggoreskan kesedihan dalam jiwa.
Namun begitu, iman mereka menuntun agar bersabar menghadapi semua dan tetap berada di jalan-Nya. Dan pada akhirnya, selain iman yang meningkat, semua kesengsaraan itu akan diganti dengan kebahagiaan yang berlipat.
Rasa sakit, sedih dan ketidaknyamanan hati seorang mukmin akan menjadi penebus dosa dan atau meningkatkan derajat. Sedang di akhirat, hilangnya dosa berarti hilangnya halangan menuju kebahagiaan di dalam jannah dengan keindahannya yang memikat. Dan tingginya derajat keimanan adalah jaminan bagi seseorang untuk mendapatkan kemuliaan di akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. Al-Baqarah 2 : 155-157)
= BAHAGIA DI DUNIA - SENGSARA DI AKHIRAT =
Kalau yang ini adalah gambaran rata-rata kehidupan orang-orang kafir dan manusia durhaka. Sebagian mereka bergelimang harta, hidup mewah dan dihujani kenikmatan-kenikmatan melimpah.
Mereka bebas mencari harta, tanpa peduli mana halal mana haram. Sebagian yang lain barangkali tidak mendapatkan yang semisal. Tapi mereka mendapatkan kebebasan dalam hidup karena merasa tidak terikat dengan aturan apapun. Aturan yang mereka patuhi hanya satu "boleh asal mau atau tidak malu"
Merekalah yang menjadikan dunia sebagai surga dan berharap atau bahkan yakin bahwa yang Maha Kuasa akan memaklumi kedurhakaan dan kelalaian mereka dari perintah-Nya, lalu memasukkan mereka ke jannah-Nya. Padahal sejak di dunia mereka telah diperingatkan :
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras" (QS. Luqman 31 : 24)
= SENGSARA DI DUNIA - SENGSARA DI AKHIRAT =
Inilah orang paling celaka dalam sejarah kehidupan manusia, dunia akhirat. Di dunia hidup miskin, susah payah mencari sesuap nasi dan hutang menumpuk karena usaha selalu tekor hingga hidup pun tak nyaman karena diburu-buru debt kolektor.
Atau hidup dalam keterbatasan karena cacat di badan dan masih ditambah ekonomi yang pas-pasan. Dan dengan semua itu, mereka tidak memiliki harapan untuk hidup bahagia di akhirat meski hanya seujung jari, karena iman sama sekali tidak tumbuh dalam hati. Di penghujung hidup mereka mati dalam kondisi kafir, menolak beriman kepada Allah Rabbul Izzati.
Dan di akhirat, neraka yang menyala-nyala telah menanti. Karena ketiadaan iman, mereka tidak akan mendapatkan belas kasihan. Hukuman akan tetap dijalankan karena di dunia mereka telah diperingatkan. Na'udzu billah, semoga kita terhindar dari keburukan ini.
Padahal yang didunia sempat merasakan kesenangan saja, apabila dicelupkan ke dalam neraka, akan musnah semua rasa yang pernah dicecapnya. Lantas bagaimana dengan yang sengsara di dunia dan berakhir dengan siksa di neraka ???
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Bekerja keras lagi kepayahan, -sedang di akhirat- memasuki api yang sangat panas" (QS. Al-Ghasiyah 88 : 3-4)
= KITA MASIH BISA MEMILIH =
Dari keempat kondisi di atas, sebisanya kita tempatkan diri kita pada yang pertama.
Caranya ??? Dengan sungguh-sungguh bekerja agar kehidupan dunia sukses dan mulia. Bersamaan dengan itu, kesuksesan itu kita gunakan untuk membeli kebahagiaan yang jauh lebih kekal di akhirat.
Jika tidak bisa, pilihan kita hanya tinggal kondisi kedua karena yang ketiga hakikatnya sama-sama celaka dengan yang dibawahnya. Meskipun hidup di dunia kita harus berkawan dengan sengsara, tapi dengan iman di dada kita masih layak tersenyum karena harapan itu masih ada. Harapan agar dimasukkan ke dalam jannah yang serba mewah, atas ijin dan ridha dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemurah.
Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan semesta Alam. Amiin.
Sumber
Kamis, 22 Desember 2011
4 Nasib Manusia
Fenomena Boyband di Kalangan Remaja
It's.. ladiest time !!!" demikianlah konsep acara yang diusung salah satu stasiun televisi swasta dalam ajang Boyband.
Boyband adalah sekumpulan cowok yang bisa dan pede nyanyi nggak cuma di kamar mandi atau dalam kamar yang terkunci; terus punya tampang enak dipandang; dan terakhir biasanya mereka punya jurus pamungkas tebar pesona yang bisa bikin para cewek histeria.
Dulu, boyband dikenal sebagai grup pop yang beranggota tiga sampai enam lelaki muda, mereka harus bisa menari. Bukan memainkan musik layaknya sebuah group band.
Seiring perkembangan era, banyak boyband yang lahir dikemudian hari cuma bermodalkan tampang, pintar menari, dan mengandalkan vokal yang pas-pasan.
= APA YANG DICARI ??? =
"Bikin Keren.. Bikin Beken".. Inilah jargon yang sering kali terdengar dalam ajang boyband. Bagi para peserta, lolos audisi dan berhak berlaga di babak final berarti jalan menuju ketenaran kian terbuka lebar.
Sebab, boyband dengan wajah eye catching, cool dan penampilan yang menawan udah pasti menjadi bintang pujaan para wanita. Ini berarti alamat kebanjiran order dan penghargaan guna memancing pasar remaja khususnya kaum hawa. Gimana nggak tergoda jadi boyband. Populer, tajir dan dipuja para wanita. Khususnya remaja putri.
Bagi para penonton wanita, sepertinya menikmati wajah tampan menjadi daya tarik tersendiri. Dalam obrolan cewek, udah jadi tren punya idola yang layak dipuja, yang mengisi ruang imajinasinya dan ditempel posternya di kamar tidur. Inilah yang memancing kehadiran mereka dalam setiap konser-konser boyband tanah air maupun mancanegara. Siapa tahu ada yang bisa dijadiin idola baru. Kok bisa ya ???
Kenapa nggak ??? Inikan wajar. Demi memenuhi naluriah standar manusia yang suka kepada lawan jenis, pasti cewek atau cowok suka curi-curi pandang bin cari perhatian plus cari kecengan. Basi banget kalo nggak punya idola yang cute bin charming.
Emang basi kalo nggak punya idola ??? Tapi lebih basi lagi kalau kita keliru mengambil idola. Makanya carilah idola yang bisa mengajak kita ke arah kebaikan dunia-akhirat. Bukan yang malah menghanyutkan kita dalam arus budaya hedonis. Betul ???
= JANGAN TERJEBAK BUDAYA HEDONIS =
Maraknya kepedulian pihak produsen tv dalam menggali potensi remaja kian disambut baik oleh masyarakat. Khususon oleh generasi muda. Remaja merasa punya wadah untuk menyalurkan bakat dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki. Sehingga pantas diorbitkan untuk jadi penyanyi solo, boyband, group band, komedian, hingga juru dakwah.
Menjadi idola seperti diidamkan banyak remaja memang identik dengan bintang iklan, bintang tamu, bintang sinetron, dan bintang di atas panggung. Sejumlah status yang menjanjikan materi. Udah gitu, popularitas dengan cepat diraih karena setiap lika-liku kehidupannya pun tak lepas dari sorotan kamera dan headline media massa.
Padahal status selebriti yang disandangnya menuntut kehidupan glamour dengan biaya yang nggak sedikit. Otomatis tingginya ongkos hidup untuk tetep eksis sebagai bintang dan demi mempertahakan ketenaran memaksanya berlari mengejar materi. Yup, mereka mesti berlari dalam track gaya hidup hedonis tanpa garis finis jika tak ingin disalip idola-idola baru.
Tanpa disadari, kelahiran idola-idola baru turut mempopulerkan budaya hedonis di tengah masyarakat. Sebuah budaya yang mendorong para pelakunya untuk berfoya-foya dan ngabisin waktunya demi ngegeber pemenuhan kesenangan duniawi.
Kehidupan mewah yang mereka pertontonkan, atau kemolekan tubuh yang mereka obral menjadi ikon kebahagiaan dunia.
Walhasil, masyarakat secara umum, terutama para penggemarnya terhanyut dalam pemujaan terhadap sosok idola. Bahaya tuh !!!
= KENDALIKAN NAFSU DENGAN ISLAM =
Banyak yang berpikir kalau kekayaan dan ketenaran itu menyenangkan dan membahagiakan. Padahal apa yang kita pikir dan kita lihat menyenangkan di dunia kenyataan berbicara sebaliknya.
Kekayaan yang berlimpah dan popularitas bisa bikin kita nggak pernah merasa puas. Yang ada, kita malah jadi konsumtif dan kufur nikmat.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Kalaulah anak Adam memiliki satu bukit emas, ia akan bernafsu untuk memiliki dua bukit. Dan tidak ada yang bisa memenuhi mulutnya kecuali tanah" (HR. Muslim)
Terlebih lagi banyak hal yang nggak bisa dibeli dengan harta dan popularitas. Persahabatan sejati, kasih sayang yang murni, ketenangan diri, pahala, dosa, surga atau neraka. Karena itu, jangan biarkan kecintaan terhadap materi dan popularitas menguasai diri kita.
Jangan biarkan dunia hiburan menghanyutkan diri kita dalam budaya hedonis. Jangan biarkan kehadiran idola baru memaksa kita memuja mereka !!!
Kita harus sadar, kalau hidup HARUS punya aturan main yang jelas, tegas dan benar. Kita yang sudah besar ini pantas punya kemandirian dan standar buat ngukur perilaku yang mau kita kerjakan.
Jangan asal ngikut ajakan temen, terjebak oleh opini media massa, atau malah pakai prinsip trial and error. Sama saja kita mempertaruhkan hidup kita. Padahal kita nggak pernah tahu sampai kapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan izin untuk kita menghirup oksigennya dengan gratis. Makanya, pantas rasanya kita sebagai remaja Muslim pakai aturan hidup Islam untuk jinakkin hawa nafsu kita. Bukan yang lain !!!
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata" (QS. Al-Ahzab 33 : 36)
Dan kita tahu, nafsu kita akan sulit terkendali kalo sendirinya alergi untuk menghadiri forum-forum kajian Islam untuk mencerahkan pemikiran kita. Makanya ikut ngaji !!!
Satu hal yang mesti kita ingat, jadi anak ngaji bukan berarti nggak boleh kreatif. Kalau kamu punya potensi yang bisa disalurkan untuk kemajuan Islam dan Kaum Muslimin, why not !!!
Asal tetep dalam jalur yang benar dan baik dalam kacamata Islam. Oke ??? Mulai sekarang, jadi anak ngaji dan ukir prestasi !!!
Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan semesta Alam. Amiin.
Sumber