:: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh :: Selamat datang di website resmi Masjid Amal Bakti - Puncak Sekuning - Palembang :: Semoga isi dari website ini bisa bermanfaat untuk kita semua :: Terima kasih atas kunjungannya :: Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ::
===========================================================
===========================================================

Rabu, 30 November 2011

Juru Dakwah Yang Tidak Gentar


Kekalahan umat Islam dalam perang Uhud menyebabkan bangkitnya kemarahan orang-orang badui di sekitar Madinah untuk mencemooh dan mengungkit-ngungkit dendam lama yang sebelumnya sudah terpendam. Namun tanpa curiga sedikit pun Rasulullah memberikan sambutan baik atas kedatangan sekelompok pedagang Arab yang menyatakan keinginan sukunya hendak mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu mereka meminta para jurudakwah dikirimkan ke kampung suku itu. Rasulullah s.a.w meluluskan. Enam orang sahabat yang alim diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat bersama para pedagang Arab itu.

Di kampung Ar-Raji, dalam wilayah kekuasaan suku Huzail, para pedagang itu tiba-tiba melakukan pengurangan atas keenam sahabat Rasulullah s.a.w, sambil berseru meminta bantuan kaum Huzail. Keenam pendakwah itu dengan sigap menghunus senjata masing-masing dan siap mengadakan perlawanan, setelah sadar bahwa mereka tengah dijebak.

Para pedagang yang licik tadi berteriak, "Sabar saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiayai kalian. Kami cuma mau menangkap kalian untuk kami jual ke Makkah sebagai budak belian. Keenam sahabat Rasulullah s.a.w itu tahu nasib mereka bahkan lebih buruk daripada terbunuh dalam pertarungan tidak berimbang itu. Karena itu mereka segera bertakbir seraya menyerang dengan tangkas.

Terjadilah pertempuran seru antara enam pendakwah berhati tulus dengan orang-orang yang beringas yang jumlahnya jauh lebih besar. Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur. Seorang lagi dibaling batu beramai-ramai hingga tewas. Akhirnya tinggal dua orang; Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi.

Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan mereka, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh ? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu. Lalu mereka diangkut menuju pasar budak di Makkah. Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam kepada budak-budaknya. Bilal pernah disalib di atas pasir dan dijemur di tengah terik matahari dengan badan ditindihi batu. Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan. Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah s.a.w. dan diangkat sebagai Muazin, tukang adzan.

Dalam perang Badar, Umayyah bin Khalaf berhadap-hadapan dengan bekas budaknya itu. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran yang sengit satu lawan satu. Adapun Khubaib bin Adi diambil oleh Uqbah bin Al-Harits dengan tujuan yang sama seperti maksud Shafwan membeli Zaid bin Abdutsunah. yaitu untuk membalas dendam kebencian mereka kepada umat Islam.

Maka oleh orang-orang Quraisy, Zaid diseret menuju Tan'im, salah satu tempat untuk miqat umrah. Di sanalah Zaid akan dijalani hukuman pancung, buatkan sesuatu yang ia tidak pernah melakukannya, yaitu terbunuhnya Umayyah bin Khalaf, ayahanda Shafwan. Menjelang algojo menetak pedangnya, pemimpin kaum Musyrikin Abu Sufyan bertanya garang, "Zaid bedebah, apakah engkau senang seandainya di tempatmu ini Muhammad, sedangkan engkau hidup tenteram bersama keluargamu di rumah ?"

"Janganlah begitu," bantah Zaid dengan keras. "Dalam keadaan begini pun aku tidak rela Rasulullah tertusuk duri kecil di rumahnya."

Abu Sufyan menjadi marah. "Bereskan," teriaknya kepada algojo. Dalam sekelip mata, sebilah pedang berkilat di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah gugur setelah kepalanya dipotong, menambah jumlah penghuni syurga dengan seorang syuhada' lagi. Di hati Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy lainnya timbul keheranan akan kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Sampai tergumam di bibir Abu Sufyan ucapan kagum, "Aku tidak pernah menemukan seorang yang begitu dicintai para sahabat seperti Muhammad."

Sesudah selesai pemancungan Zaid, datang pula rombongan lain yang menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Tanah Arab, kepada pesalah yang dijatuhi qisas mati diberikan hak untuk menyampaikan permintaan terakhir. Demikian juga Khubaib. Juru dakwah yang bestari ini meminta izin untuk sholat sunnah dua rakaat. Permohonan tersebut dikabulkan. Dengan khusyuk dan tenang, seolah-olah dalam suasana aman tenteram tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai selesai. Setelah salam dan mengangkat dua tangan, ia berkata, "Demi Allah. Andaikata bukan karena takut disangka aku gentar menghadapi maut, maka sholatku akan kulakukan lebih panjang."

Khubaib disalib dahulu lalu dihabisi sebagaimana dilaksanakan ke atas Zaid bin Abdutsunah. Jasadnya telah lebur sebagaimana jenazah lima sahabatnya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan untuk menyebarkan ajaran kebenaran takkan pernah padam dari permukaan bumi. Semangat itu terus bergema sehingga makin banyak jumlah pendakwah yang dengan kekuatan sendiri, atas biaya peribadi, menyelusup keluar-masuk pedalaman berbatu-batu karang atau berhutan-hutan belantara buat menyampaikan firman Allah menuju keselamatan.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Selasa, 29 November 2011

Unta Yang Mematahkan Rencana Abu Jahal


Setelah berbagai usaha oleh kaum Quraisy untuk menyekat dan menghapuskan penyebaran agama Islam menemui kegagalan, maka Abu Jahal semakin benci terhadap Rasulullah S.A.W. Kebencian Abu Jahal ini tidak ada bandingannya, malah melebihi kebencian Abu Lahab terhadap Rasulullah S.A.W.

Melihatkan agama Islam semakin tersebar, Abu Jahal pun berkata kepada kaum Quraisy di dalam suatu perhimpunan, "Hai kaumku! Janganlah sekali-kali membiarkan Muhammad menyebarkan ajaran barunya dengan sesuka hatinya. Ini adalah karena dia telah menghina agama nenek moyang kita, dia mencela tuhan yang kita sembah. Demi Tuhan, aku berjanji kepada kamu sekalian, bahwa esok aku akan membawa batu ke Masjidil Haram untuk dibalingkan ke kepala Muhammad ketika dia sujud. Selepas itu, terserahlah kepada kamu semua mau menyerahkan aku kepada keluarganya atau kamu membela aku dari ancaman kaum kerabatnya. Biarlah orang-orang Bani Hasyim bertindak apa yang mereka sukai."

Tatkala mendengar jaminan daripada Abu Jahal, maka orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu berkata secara serentak kepadanya, "Demi Tuhan, kami tidak akan sekali-kali menyerahkan engkau kepada keluarga Muhammad. Teruskan niatmu."

Orang ramai yang menghadiri perhimpunan itu merasa bangga mendengar kata-kata yang diucapkan oleh Abu Jahal bahwa dia akan menghapuskan Muhammad karena jika Abu Jahal berjaya menghapuskan Nabi Muhammad S.A.W berarti akan terhapuslah segala keresahan dan kesusahan mereka selama ini yang disebabkan oleh kegiatan Rasulullah S.A.W menyebarkan agama Islam di kalangan mereka.

Dalam perkumpulan itu, terdapat juga para hadirin di situ telah mengira-ngira perbelanjaan untuk mengadakan pesta sekiranya Nabi Muhammad S.A.W berhasil dihapuskan. Pada pandangan mereka adalah mudah untuk membunuh Nabi Muhammad S.A.W yang dikasihi oleh Tuhan Yang Maha Esa serta sekalian penghuni langit. Padahal Allah tidak akan sekali-kali membiarkan kekasih-Nya diancam dan diperlakukan seperti binatang.

Dengan perasaan bangga, keesokan harinya di sebelah pagi, Abu Jahal pun terus pergi ke Kaabah yaitu tempat biasa Nabi Muhammad S.A.W sholat Dengan langkahnya seperti seorang satria, dia berjalan dengan membawa seketul batu besar di tangan sambil diiringi oleh beberapa orang Quraisy yang rapat dengannya. Tujuan dia mengajak kawan-kawannya ialah untuk menyaksikan bagaimana nanti dia akan menghempaskan batu itu di atas kepala Nabi Muhammad S.A.W.

Sepanjang perjalanan itu dia membayangkan bagaimana keadaan Nabi Muhammad nanti setelah kepalanya dihentak oleh batu itu. Dia tersenyum sendirian apabila membayangkan kepala Nabi Muhammad S.A.W pecah dan tidak bergerak lagi. Dan juga membayangkan bagaimana kaum quraisy akan menyambutnya sebagai pahlawan yang telah berjaya membunuh musuh nomor satu mereka.

Ketika Abu Jahal tiba di perkarangan Masjidil Haram, dilihatnya Rasulullah S.A.W baru saja sampai dan hendak mengerjakan sholat. Dalam keadaan itu, Nabi Muhammad S.A.W tidak menyadari akan kehadiran Abu Jahal dan kawan-kawannya di situ. Baginda tidak pernah terpikir apa yang hendak dilakukan oleh Abu Jahal terhadap dirinya pada hari itu.

Ketika Abu Jahal melihat Rasulullah S.A.W telah mulai sholat, dia berjalan perlahan-lahan dari arah belakang menuju ke arah Nabi Muhammad S.A.W. Abu Jahal melangkah dengan berhati-hati, setiap pergerakannya dijaga, takut disadari oleh baginda.

Dari jauh kawan-kawan Abu Jahal memerhatikan dengan perasaan cemas bercampur gembira. Dalam hati mereka berkata, "Kali ini akan musnahlah engkau hai Muhammad."

Ketika Abu Jahal hendak menghampiri Nabi Muhammad S.A.W dan menghayun batu yang dipegangnya itu, tiba-tiba secepat kilat dia mundur ke belakang. Batu yang dipegangnya juga jatuh ke tanah. Mukanya yang tadi merah kini menjadi pucat lesi seolah-olah tiada berdarah lagi. Rekan-rekannya yang amat bergairah untuk melihat Nabi Muhammad S.A.W terbunuh, tercengang dan saling berpandangan.

Kaki Abu Jahal seolah-olah terpaku ke bumi. Dia tidak dapat melangkahkan kaki walaupun setapak. Melihatkan keadaan itu, rekan-rekannya segera menarik Abu Jahal dari situ sebelum disadari oleh baginda. Abu Jahal masih terpinga-pinga dengan kejadian yang dialaminya.

Ketika dia sadar dari kejutan peristiwa tadi, rekan-rekannya tidak sabar untuk mengetahui apakah sebenarnya yang telah berlaku. Kawannya bertanya, "Apakah sebenarnya yang terjadi kepada engkau, Abu Jahal? Mengapa engkau tidak menghempaskan batu itu ke kepala Muhammad ketika dia sedang sujud tadi?"

Akan tetapi Abu Jahal tetap membisu, rekan-rekannya semakin keheranan. Abu Jahal yang mereka kenali selama ini seorang yang lantang berpidato dan menyumpah seranah Nabi S.A.W, tiba-tiba saja diam membisu.

Dalam keadaan itu, Abu Jahal masih terbayang-bayang akan kejadian yang baru menimpanya tadi. Dia seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, malah dia sendiri tidak menyangka perkara yang sama akan berulang menimpa dirinya.

Perkara yang sama pernah menimpa Abu Jahal sewaktu Rasulullah S.A.W pergi ke rumah Abu Jahal ialah seorang Nasrani mengadu kepada baginda bahwa Abu Jahal telah merampas hartanya. Pada masa itu Abu Jahal tidak berani berkata apa-apa pada baginda apabila dia terpandang dua ekor harimau menjadi pengawal pribadi Rasulullah S.A.W.

Kemudian setelah habis mereka menghujani Abu Jahal dengan berbagai persoalan, maka Abu Jahal pun mula bersuara, "Wahai sahabatku! Untuk pengetahuan kamu semua, ketika aku menghampiri Muhammad hendak menghempaskan batu itu ke kepalanya, tiba-tiba muncul seekor unta yang besar hendak menendang aku. Aku amat terkejut karena belum pernah melihat unta yang sebegitu besar seumur hidupku. Sekiranya aku teruskan niatku, niscaya akan matilah aku ditendang oleh unta itu, sebab itulah aku mundur dan membatalkan niatku."

Rekan-rekan Abu Jahal merasa amat kecewa mendengar penjelasan itu, mereka tidak menyangka orang yang selama ini gagah dan beria-ia hendak membunuh Nabi Muhammad S.A.W hanya tinggal kata-kata saja. Orang yang selama ini diharapkan boleh menghapuskan Nabi Muhammad S.A.W dan pengaruhnya hanya berupaya berbicara seperti tong kosong saja.

Setelah mendengar penjelasan dari Abu Jahal yang tidak memuaskan hati itu, maka mereka pun berkata kepada Abu Jahal dengan perasaan keheranan, "Ya Abu Jahal, ketika kau menghampiri Muhammad tadi, kami memerhatikan engkau dari jauh tetapi kami tidak melihat akan unta yang engkau katakan itu. Malah bayangnya pun kami tidak lihat."

Rekan-rekan Abu Jahal mula sangsi dengan segala keterangan yang diberikan oleh Abu Jahal. Mereka menyangka Abu Jahal hanya mereka-reka cerita yang tidak masuk akal itu, mereka mulai hilang kepercayaan terhadapnya. Akhirnya segala kata-kata Abu Jahal tidak mereka indahkan lagi.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Senin, 28 November 2011

Meraih Kesuksesan Dengan 7B


Harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.

Semoga Allah Yang Maha Agung mengaruniakan kepada kita kehati-hatian atas kesuksesan. Sebab, orang yang diuji dengan kegagalan ternyata lebih mudah berhasil dibandingkan mereka yang diuji dengan kesuksesan.

Banyak orang yang tahan menghadapi kesulitan, tapi sedikit orang yang tidak tahan ketika menghadapi kemudahan. Ada orang yang bersabar ketika tidak mempunyai harta, tapi banyak orang yang tidak bisa mengendalikan diri saat dikaruniai harta yang melimpah. Ternyata, harta, pangkat, dan jabatan yang sering kali dijadikan tolak ukur kesuksesan, dalam praktiknya kerap menjerumuskan orang pada kesesatan.

Apa sebenarnya kesuksesan itu? Boleh jadi setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai kesuksesan. Namun secara sederhana, sukses bisa dikatakan sebagai keberhasilan akan tercapainya sesuatu yang telah ditargetkan. Dalam pandangan Islam, kesuksesan tidak sekadar aspek dunia belaka, tapi menyentuh pula aspek akhirat.

Kesuksesan, setidaknya mencakup lima hal. Pertama, kalau aktivitas yang kita lakukan menjadi suatu amal. Apalah artinya kita banyak berbuat kalau tidak bernilai amal. Kedua, bila nama kita semakin baik. Apalah artinya kita mendapatkan uang, mendapatkan harta atau kedudukan kalau nama kita coreng-moreng. Ketiga, kalau kita terus bertambah ilmu, pengalaman, dan wawasan. Apalah artinya jika harta bertambah, tetapi ilmu dan pahala tidak bertambah. Bila ini yang terjadi, kita hanya akan terjebak oleh harta yang kita miliki.

Keempat, kita disebut sukses kalau kita dapat menjalin silaturahmi dengan orang lain, sehingga bertambah saudara. Apalah artinya mendapatkan uang dan kedudukan, tetapi musuh kita bertambah banyak. Dengan terjalin silaturahmi, insya Allah akan semakin banyak orang yang mencintai kita. Bila orang sudah cinta, maka ia akan mengerahkan ilmunya untuk menambah ilmu kita, mencurahkan wawasannya untuk mengembangkan wawasan kita, serta memberikan tenaga dan hartanya untuk melindungi kita.

Kelima, kita disebut sukses bila pekerjaan yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang besar kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya". Semakin banyak menjadi jalan kesuksesan bagi orang lain, maka semakin sukseslah diri kita.

Pada hakikatnya kesuksesan itu milik setiap orang. Yang menjadi masalah, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan kesuksesan itu. Setidaknya ada tujuh formula yang dapat kita lakukan untuk meraih kesuksesan tersebut. Saya menyebutnya dengan 7B. Ketujuh teknik ini harus ada semuanya, jika salah satu tidak ada, maka belum bisa dikatakan sebuah kesuksesan.

B pertama, beribadah dengan benar. Ibadah adalah fondasi dari niat, fondasi dari track yang akan kita buat. Siapapun yang ingin membangun kesuksesan, ia harus memperbaiki ibadahnya. Perbaiki, terus perbaiki ibadah. Siapa yang akan membimbing kita jika ibadah kita buruk? Siapa yang akan melindungi kita dari ketergelinciran kalau ibadah kita tidak jalan? Bukankah Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang ibadahnya baik. Intinya, ibadah adalah fondasi yang akan membuat kita agar senantiasa terjaga dalam jalur yang tepat.

B kedua, berakhlak baik. Akhlak yang baik adalah bukti dari ibadah yang benar. Apapun yang kita lakukan, kalau dilandasi akhlak yang buruk niscaya akan berakhir dengan kehancuran. Apa yang dimaksud akhlak yang baik itu? Merespons segala sesuatu dengan sikap yang terbaik.

B ketiga, belajar tiada henti. Karena itu, pertanyaan yang harus kita ajukan adalah apakah kita menyukai belajar? Setiap hari masalah bertambah, kebutuhan bertambah, dan situasi berubah. Bagaimana mungkin kita menyikapi situasi yang terus berubah dengan ilmu yang tidak bertambah!

B keempat, bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Curahan keringat tak selalu identik dengan kesuksesan. Berpikir cerdas adalah merupakan bagian dari kerja keras. Pada prinsipnya, sebuah hasil yang maksimal akan diraih bila kita mampu mengaktualisasikan ibadah, akhlak, dan ilmu kita dalam pekerjaan yang berkualitas.

B kelima, bersahaja dalam hidup. Ini poin yang sangat penting. Banyak orang bekerja keras dan mendapatkan apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak dapat mengendalikan dirinya. Bersahaja itu bukan miskin, bersahaja adalah menggunakan sesuatu sesuai keperluan. Dengan bersahaja kita akan memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tidak diperbudak keinginan.

B keenam, bantu sesama. Gemar membantu orang lain adalah tanda kesuksesan. Kita harus gigih agar kelebihan yang kita miliki dapat menjadi nilai tambah bagi sesama.

B ketujuh, bersihkan hati selalu. Bila hati kita berpenyakit, maka akan tumbuh rasa ujub, ria, sum'ah, takabur, dan lainnya. Kondisi ini akan membuat amal-amal kita tidak berarti; tidak indah lagi di dunia dan tidak berkah lagi untuk akhirat. Allah SWT berfirman, Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat (QS. Asy-Syu'ara: 88-89).

Andaikata formula ini kita lakukan dengan baik, Insya Allah akan berdampak untuk kesuksesan diri, berdampak pada lingkungan, dan pada saat yang sama berdampak pula pada kesuksesan kita di akhirat.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Minggu, 27 November 2011

Gurauan dan Canda Rasulullah SAW


Rasulullah s.a.w. bergaul dengan semua orang. Baginda s.a.w menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Rasulullah s.a.w. bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Rasulullah s.a.w. tidak berkata kecuali yang benar saja.

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata, "Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.

"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah s.a.w..

"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.

"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".

"Ia tidak mampu".

Para sahabat yang berada di situ berkata, "Bukankah unta itu juga anak unta?"

Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu".

"Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah s.a.w.

Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan, "Kenapa kamu ini?".

"Rasulullah s.a.w. memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata isterinya menerangkan.

"Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.

Seorang perempuan Tua berkata kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah, doakanlah kepada Allah s.w.t. agar aku dimasukkan ke dalam syurga".

"Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua". Perempuan tua itu lalu menangis.

Rasulullah s.a.w. menjelaskan, "Tidakkah kamu membaca firman Allah s.w.t. ini:

"Serta kami telah menciptakan isteri-isteri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".

Para sahabat Rasulullah s.a.w. suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh. Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 26 November 2011

Penyerahan Bantuan Anak Yatim Tahap Ke-2 Masjid Amal Bakti

Masjid Amal Bakti juga memiliki program bantuan anak yatim yang dibagikan kepada anak - anak yatim di sekitar Masjid Amal Bakti Insya Allah setiap 3 bulan sekali. Program ini dimulai sejak bulan Ramadhan 1432 H yang lalu dimana pada tahap 1 dibagikan uang senilai masing - masing Rp 250.000 kepada 5 orang anak yatim. Dana yang disalurkan berasal dari sumbangan jamaah - jamaah Masjid Amal Bakti yang dikumpulkan dalam kotak amal khusus anak yatim. Kotak amal khusus anak yatim ini berada di sisi kiri masjid, berdampingan dengan kotak infaq. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.


Alhamdulillah pada pembagian tahap ke-2 yang dilaksanakan pada hari Rabu (23 November 2011) lalu Masjid Amal Bakti berhasil mendata anak yatim lebih banyak dari sebelumnya, yaitu berjumlah 10 anak yatim. Alhamdulillah lagi jumlah uang yang dibagikan juga meningkat dibandingkan tahap 1 yaitu masing - masing anak mendapatkan uang sejumlah Rp 300.000..

Penyerahan bantuan anak yatim ini dilakukan ba'da sholat Maghrib dan setelah pembagian dilanjutkan dengan pembacaan surat Yaasiin bersama sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

Di bawah ini beberapa dokumentasi penyerahan bantuan anak yatim tahap ke-2 Masjid Amal Bakti, Puncak Sekuning, Palembang. Semoga para donatur yang rela menyisihkan sebagian hartanya demi menyantuni anak yatim tersebut dibalas oleh Allah SWT dengan pahala berkali - kali lipat dan rezeki yang berlimpah.. Amiin Allohumma Amiin..





Baca Selengkapnya......

Jumat, 25 November 2011

Sebesar Apapun Dosa Ada Jalan Untuk Bertobat


( Riwayat oleh : Imam Bukhari Muslim, dari Abu Sa`id Al Khudri )

Seorang pembunuh yang amat kejam telah menghabisi nyawa sembilan puluh sembilan orang. Ia merasa sangat menyesal. Ia mendatangi seorang alim dan bercerita tentang masa lalunya yang kelabu itu. Ia mengutarakan maksudnya untuk bertaubat dan menjadi orang yang lebih baik. Aku ingin tahu; apakah Tuhan akan mengampuniku?? ia bertanya.

Sang alim rupanya belum cukup banyak belajar. Ia menjawab, Tentu saja kau tak akan diampuni-Nya. Kalau begitu, ujar si pembunuh, lebih baik kau juga kubunuh saja sekalian. Ia pun membunuh alim itu. Kemudian ia bertemu orang alim lain. Ia mengatakan telah membunuh seratus orang. Aku ingin tahu, tanyanya, apakah Tuhan akan mengampuniku jika aku bertaubat?

Alim kedua ini lebih bijak dari yang pertama. Ia menjawab, Tentu saja kau akan diampuni. Bertaubatlah sekarang juga. Aku hanya punya satu nasihat untukmu; jauhilah teman-temanmu yang jahat dan bergabunglah dengan orang-orang yang saleh, karena teman yang jahat akan mendekatkanmu kepada dosa.

Orang itu lalu bertaubat dan menyesali dosa-dosanya. Ia menangis memohon ampunan Tuhan. Kemudian ia pun menjauhi teman-temannya yang jahat dan pergi mencari perkampungan tempat orang-orang saleh tinggal. Namun ketika ia berada di perjalanan, ajalnya tiba.

Malik, Malaikat Penjaga Neraka, dan Ridwan, Malaikat Penjaga Surga, sama-sama datang untuk menjemput ruhnya. Malik berkata bahwa orang itu adalah pendosa besar dan tempatnya di neraka jahanam. Tetapi Ridwan juga mengklaim bahwa orang itu layak masuk surga. Malaikat Ridwan berkata, Orang ini bertaubat dan telah memutuskan untuk menjadi orang baik. Ia sedang menempuh perjalanan ke kampung tempat tinggal orang-orang saleh ketika ajalnya tiba.

Kedua malaikat itu pun berdebat. Jibril datang untuk menyelesaikan masalah. Setelah mendengar pernyataan dari kedua malaikat, Jibril memutuskan, Ukur jaraknya. Jika tanah tempat mayatnya berada lebih dekat kepada orang-orang saleh, maka ia masuk surga; namun jika letak mayatnya lebih dekat kepada orang-orang jahat, ia harus masuk neraka.

Karena bekas pembunuh itu baru saja meninggalkan tempat orang jahat, ia masih terletak dekat sekali dengan mereka. Tetapi karena ia bertaubat dengan amat tulus, Tuhan memindahkan tubuhnya dari tempat ia meninggal ke dekat perkampungan orang saleh. Dan hamba yang bertaubat itu pun diserahkan ke dekapan malaikat penjaga surga.

Tuhan bersabda, Jika hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekatkan diri kepadanya satu siku. Apabila dia kembali kepada-Ku sambil berjalan, Aku akan menyambutnya sambil berlari.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Kamis, 24 November 2011

Buah Dari Musibah


Allah SWT akan senantiasa menguji hamba-Nya dengan dua bentuk ujian, yaitu berupa nikmat (kesenangan) dan bencana (keburukan). Sayyid Quthb mengatakan, banyak orang yang bisa tabah saat menghadapi ujian berupa kesulitan. Tetapi, banyak orang yang terlena dan lalai saat diuji berupa kesenangan.

Karena itu, bersabar dan bersyukur adalah kunci keberhasilan bagi seorang Mukmin dalam menghadapi kedua ujian itu. Rasulullah SAW bersabda, ''Orang Mukmin memiliki keunikan sehingga seluruh urusannya itu baik untuknya, dan keunikan ini tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu: apabila ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur, hal ini baik baginya, dan apabila ia mendapatkan musibah, ia bersabar, hal ini juga baik baginya.'' (HR Muslim).

Untuk mencapai pemahaman yang baik tentang hakikat ujian yang datang, seseorang harus mengetahui rahasia di balik setiap ujian. Rahasia tersebut adalah:

Pertama, kemuliaan Allah dan kekuatan kehendak-Nya. Ibnu al-Qayyim berkata tentang rahasia Perang Uhud, ''Di antara buah (dari kesusahan yang dialami dalam Perang Uhud) adalah memunculkan status kehambaan para wali-Nya dan para pengikut agama-Nya dalam kondisi senang ataupun susah, terhadap hal yang mereka sukai dan yang mereka benci, atau pada saat mereka harus kalah dan musuhnya yang menang. Jika pada semua kondisi tersebut mereka mampu tetap teguh di atas ketaatan dan beribadah kepada Allah maka mereka adalah hamba-hamba Allah sejati.''

Kedua, ujian menghapus dosa. Sabda Rasulullah, ''Tidaklah sesuatu yang menimpa seorang Muslim, baik itu penyakit biasa maupun penyakit menahun, kegundahan dan kesedihan, atau hanya duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus semua kesalahannya dengan semua penderitaan yang telah ia alami.'' (HR Bukhari).

Ketiga, mengangkat derajat. Diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah bersabda, ''Jika Allah menginginkan atas diri hamba-Nya suatu kebaikan maka Allah akan mempercepat baginya cobaan di dunia. Dan, jika Allah menginginkan atas diri hamba-Nya keburukan, maka Dia akan menahan cobaan tersebut dengan semua dosanya hingga dia menebusnya pada hari kiamat.''

Sungguh Allah telah menjanjikan sesuatu yang agung bagi mereka yang mampu bersabar atas ujian yang menimpanya. ''Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun'. Mereka itulah orang yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.'' (QS Albaqarah [2]: 155-157).

Sumber

Baca Selengkapnya......

Rabu, 23 November 2011

Mengakui Kekurangan Diri


Awal malapetaka dan kehancuran seseorang terjadi ketika penyakit sombong dan merasa diri paling benar bersemayam dalam hatinya. Inilah sifat yang melekat pada iblis. Sifat inilah yang berusaha ditransfer iblis kepada manusia yang bersedia menjadi sekutunya.

Sifat ini ditandai dengan ketidaksiapan untuk menerima kebenaran yang datang dari pihak lain; keengganan melakukan introspeksi (muhasabah); serta sibuk melihat aib dan kesalahan orang lain tanpa mau melihat aib dan kekurangan diri sendiri.

Padahal, kebaikan hanya bisa terwujud manakala seseorang bersikap rendah hati (tawadu); mau menyadari dan mengakui kekurangan diri; melakukan introspeksi; serta siap menerima kebenaran dari siapa pun dan dari mana pun. Sikap seperti ini sebagaimana dicontohkan oleh orang-orang mulia dari para nabi dan rasul.

Nabi Adam AS dan Siti Hawa saat melakukan kesalahan dengan melanggar larangan Tuhan, alih-alih sibuk menyalahkan iblis yang telah menggoda dan memberikan janji dusta, mereka malah langsung bersimpuh mengakui segala kealpaan seraya berkata, "Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf [7]: 23).

Demikian pula dengan Nabi Yunus AS saat berada dalam gelapnya perut ikan di tengah lautan. Ia tidak menyalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri, seraya terus bertasbih menyucikan Tuhan-Nya. Ia berkata, "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesunguhnya, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya [21]: 87).

Bahkan, Nabi Muhammad SAW selalu membaca istigfar dan meminta ampunan kepada Allah SWT sebagai bentuk kesadaran yang paling tinggi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ia harus selalu melakukan introspeksi. Beliau bersabda, "Wahai, manusia, bertobatlah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sebab, aku bertobat sehari semalam sebanyak seratus kali." (HR Muslim).

Begitulah sikap arif para nabi yang patut dijadikan teladan. Mereka tidak merasa diri mereka sudah sempurna, bersih, dan suci. Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa." (QS Annajm [53]: 32).

Karena itu, daripada mengarahkan telunjuk kepada orang, lebih baik mengarahkan telunjuk kepada diri sendiri. Daripada sibuk melihat aib orang, alangkah bijaknya kalau kita sibuk melihat aib sendiri. Dalam Musnad Anas ibn Malik RA, Nabi SAW bersabda, "Beruntunglah orang yang sibuk melihat aib dirinya sehingga tidak sibuk dengan aib orang lain."

Sumber

Baca Selengkapnya......

Selasa, 22 November 2011

Jadwal Sholat Kota Palembang Bulan Muharram 1433 H (27 November - 25 Desember 2011)

Berikut ini Jadwal Sholat Kota Palembang Bulan Muharram 1433 H (27 November - 25 Desember 2011).. Silahkan klik pada gambar untuk memperbesar gambar..

Baca Selengkapnya......

Senin, 21 November 2011

Kapan Bicara Kapan Mendengar


Allah SWT menciptakan dua telinga dan satu mulut. Artinya, kita harus lebih banyak mendengar daripada banyak bicara. Mendengar harus dua kali lebih banyak, agar ucapan kita jadi lebih bermakna. Semoga Allah Yang Maha Mendengar menggolongkan kita sebagai orang-orang yang merasa didengar oleh-Nya.

Saudaraku, merasa didengar oleh Allah adalah keutamaan yang akan menghalangi kita dari maksiat lisan. Kata-kata kita sering menjadi dosa karena kita tidak merasa didengar oleh Allah.

As-Sami' adalah salah satu asma Allah yang berarti mendengar. As-Sami' terambil dari kata sami'a yang artinya mendengar. Menangkap suara atau bunyi-bunyi dapat diartikan pula mengindahkan atau mengabulkan. Jadi, Allah Maha Mendengar segala suara walaupun semut hitam yang merangkak di batu hitam di tengah belantara yang kelam. Logikanya jelas, bagaimana Allah tidak mendengar sedangkan Ia adalah pencipta semut, yang dengan izin-Nya ia merangkak di kegelapan malam.

Allah pasti mendengar apapun yang disuarakan oleh makhluk-makhluk-Nya, dalam bisikan yang paling halus sekalipun, dan dalam hiruk pikuk kegaduhan. Allah pun Maha Mendengar orang yang hatinya selalu berzikir, walau di tempat tersembunyi atau di pangkalan pesawat terbang yang sangat bising. Hikmah apa yang bisa kita dapatkan dari sifat As-Sami' ini? Hikmahnya, kita harus berhati-hati dalam menjaga lisan. Jangan bicara kecuali benar dan bermanfaat, karena setiap patah kata akan didengar oleh Allah dan harus kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Karena itu, kita harus selalu berpikir dan menimbang sebelum bicara. Bertanyalah selalu, pantaskah saya bicara seperti ini? Benarkah perkataan ini kalau saya ucapkan? Karena ada perkataan yang benar tapi tidak tepat situasi dan kondisinya. Islam mengistilahkan kebenaran dalam perkataan sebagai qaulan sadiida. Apa syaratnya?

Pertama harus benar. Benar di sini mengandung arti bahwa perkataan yang kita ucapkan harus sesuai dengan realitas yang terjadi, tidak menambah-nambah ataupun mengurangkan.

Abu Mas'ud ra berkata: bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Biasakanlah berkata benar, karena benar itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke surga. Hendaklah seseorang itu selalu berkata benar dan berusaha supaya tetap benar, sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang as-siddiq (amat benar) (HR. Bukhari Muslim)

Kedua, setiap kata itu ada tempat yang tepat dan setiap tempat itu ada kata yang tepat. Di sini tepat, tapi di tempat lain belum tentu tepat. Dengan orang tua tepat, tapi dengan anak belum tentu tepat. Dengan guru tepat, tapi dengan murid belum tentu tepat. Jadi dalam berbicara itu tidak cukup benar saja, tapi harus pandai pula membaca situasi dan objek yang kita ajak bicara.

Ketiga, kita harus bisa mengukur apakah kata-kata kita itu melukai atau tidak, karena sensitifitas tiap orang itu berbeda-beda.

Dan terakhir, pastikan perkataan itu bermanfaat. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya" (HR. Bukhari Muslim).

Hikmah kedua adalah kita harus belajar mendengarkan. Mendengar belum tentu mendengarkan. Mendengar hanya sekadar menyerap suara lewat telinga. Sedang mendengarkan tidak sekadar menyerap suara, tapi juga menyimak dan mengolah apa-apa yang kita dengar. Karena itu, dengan mendengarkan kita akan faham, dan dengan faham kita bisa berubah.

Ada orang yang mendengar tapi konsentrasinya pecah, itu pun tidak bisa dikatakan mendengarkan. Mendengarkan erat kaitannya dengan keterampilan untuk fokus. Cahaya matahari yang difokuskan dengan suryakanta bisa membakar kertas dan bahan lainnya. Kalau kita konsentrasi, maka informasi dan ilmu akan fokus, hingga semangat kita akan menyala. Kalau semangat sudah menyala, tidak akan ada yang bisa menghalangi untuk sukses.

Karenanya, dalam mendengar informasi harus fokus dan tuntas, jangan setengah-setengah. Dari itu, kita harus belajar belajar mendengarkan, menyimak, dan memfokuskan diri untuk memahami. Dengan pemahaman yang benar insya Allah kita bisa bertindak benar dan proporsional. Dari asma Allah ini, kita bisa menyimpulkan bahwa kita harus lebih banyak mendengar daripada banyak bicara.

Mendengar harus dua kali lebih banyak, supaya sekali berkata maknanya bisa lebih besar. Karena itulah Allah SWT menciptakan dua telinga dan satu mulut. Hisap informasi sebanyak mungkin, lalu olah, dan keluarkan dengan kata-kata yang sarat makna. Banyak bicara akan banyak mengeluarkan kata-kata, hingga peluang tergelincir akan semakin besar. Bila ini terjadi maka peluang untuk celaka jadi semakin besar.

Benarlah apa yang disabdakan Rasulullah SAW, "Barang siapa banyak bicara, niscaya banyak kesalahannya; barang siapa banyak kesalahannya, niscaya akan banyak dosanya; dan barang siapa banyak dosanya, maka neraka menjadi lebih utama baginya" (HR. Abu Nu'aim) Semoga Allah menuntun kita menjadi orang bijak, yang banyak mendengar sedikit bicara.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Minggu, 20 November 2011

Teka - Teki Imam Al-Ghazali (Perjalanan Mata Hati)


Perjalanan hidup manusia bagai roda berputar. tawa dan tangis selalu mengiringinya. Dusta dan kejujuran selalu membayangi, tapi satu hal yang tak kan pernah dibayangi oleh dusta. yaitu “Mata Hati”.

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau
bertanya :

Soalan pertama
Imam Ghazali : Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Murid 4 : Kaum kerabat
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI ( Surah Ali-Imran:185) . Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Soalan kedua
Imam Ghazali : Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Murid 4 : Bintang-bintang
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak
akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari
ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Soalan ketiga
Iman Ghazali : Apa yang paling besar didunia ini ?
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali
adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.

Soalan keempat
Imam Ghazali : Apa yang paling berat didunia ?
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.

Soalan kelima
Imam Ghazali : Apa yang paling ringan di dunia ini ?
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Murid 4 : Daun-daun
Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat.

Soalan keenam
Imam Ghazali : Apa yang paling tajam sekali didunia ini ?
Murid- Murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia
ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati..

Sumber

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 19 November 2011

Pembuat Kendi dan Pengrajin Emas


Bertahun-tahun yang lampau di salah satu kota , tinggal seorang pengrajin emas dan seorang pembuat kendi. Perajin emas itu seorang materialis dan pecinta harta. Oleh sebab itu, dia senantiasa berusaha dengan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekayaan. Semua orang tahu bahwa dia tidak mengindahkan kejujuran. Sebaliknya, pembuat kendi adalah seorang mukmin dan pekerja keras. Dia dicintai oleh masyarakat. Setiap orang yang memiliki problema akan datang meminta bantuannya.

Si perajin emas berfikir, mengapa warga kota begitu mencintai pembuat kendi, padahal dia tidak memiliki harta benda. Menurutnya, cinta dan kasih sayang bisa diperoleh lewat tipu daya dan makar. Karena itu timbul rasa dengki si pengrajin emas terhadap pembuat kendi.

Pada suatu hari, sewaktu petugas kota mengejar pencuri di pasar, si pengrajin emas melihat bahwa saat itu adalah momen yang tepat untuk menuntaskan dendamnya terhadap pembuat kendi. Oleh sebab itu, dia menunjuk si pembuat kendi dan berbohong dengan mengatakan: Saya melihat pencuri masuk ke rumah lelaki ini. Petugas dengan segera memasuki rumah pembuat kendi dan ketika dia tidak menemukan tanda-tanda adanya pencuri, ia menyeret paksa pembuat kendi ke penguasa dan memintanya untuk menyerahkan si pencuri. Pembuat kendi bersumpah bahwa dia tidak mengetahui apa-apa. Tapi ada daya, ia tetap dijebloskan ke penjara.

Selang beberapa hari kemudian, pencuri tersebut tertangkap dan sekaligus membuktikan bahwa pembuat kendi tidak bersalah. Diapun dibebaskan. Sebaliknya, pengrajin emas yang berbohong mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya.

Setelah peristiwa itu, si pengrajin emas itu bukan hanya tidak menyesal atas tindakannya, tetapi malah semakin dibakar oleh api kedengkian terhadap pembuat kendi. Apalagi, dia menyaksikan bahwa si pembuat kendi semakin dicintai oleh masyarakat.

Dengki dan hasad sedemikian membakar jiwa dan hatinya sehingga dia mengambil keputusan yang berbahaya. Dia menyediakan racun dan memperalat seorang anak muda bodoh untuk meracun pembuat kendi dengan mengupahnya seratus keping emas. Hari yang ditetapkan pun tiba. Perajin emas menanti suara jerit tangis dari rumah pembuat kendi. Tetapi hal itu tidak terjadi. Sebaliknya pembuat kendi kelihatan sehat dan segar bugar seperti biasa.

Pengrajin emas merasa heran dan dengan segera dia mencari anak muda itu dan menyelidiki apa yang terjadi. Sadarlah dia bahwa bukan hanya si pembuat kendi itu tidak diracun, tetapi anak muda tersebut malah lari dari kota membawa seratus keping emas pemberiaannya. Ketika perajin emas ini mendengar berita itu, dia merasa sangat sedih. Begitu sedihnya sampai ia jatuh sakit. Tidak ada dokter yang bisa mengobatinya. Ya, karena memang tidak ada obat yang bisa menyembuhkan api dendam dan kedengkian.

Lelaki pengrajin emas telah kehilangan segala-galanya dan dunia menjadi gelap baginya. Hal ini menyebabkan isteri dan anak-anaknya meninggalkannya. Berita kesendirian pengrajin emas yang sakit itu diketahui oleh tetangganya, si pembuat kendi yang baik hati. Dia berpikir, inilah waktunya untuk pergi mengunjungi pengrajin emas. Dia menyediakan makanan yang enak dan membawanya ke rumah perajin emas.

Pengrajin emas, tidak dapat berkata apa-apa ketika melihat pembuat kendi. Pembuat kendi duduk di sisinya dan dengan lemah lembut menanyakan keadaan dirinya dan berkata: Aku datang karena memenuhi hakmu sebagai tetanggaku. Pengrajin emas menundukkan kepalanya karena malu. Pembuat kendi melanjutkan: Aku mengetahui segala apa yang berlaku pada masa lalu. Anak muda itu satu hari datang kepadaku dan memberitahu apa yang terjadi dan menyarankan supaya aku meninggalkan kota ini karena sudah tentu nyawa aku akan tidak selamat dari mu. Tetapi oleh karena aku berharap kepada rahmat dan karunia Ilahi, setiap hari aku berdoa untuk mu semoga dirimu dibebaskan dari rasa dengki dan hasad terhadapku.

Kata-kata pembuat kendi menyebabkan pengrajin emas itu menangis. Pembuat kendi memegang tangan tetangganya dan berkata, “Sahabat ku, ketahuilah bahwa kedengkian laksana api yang membakar dan orang yang mula-mula dibakarnya adalah diri insan itu sendiri. Alangkah baiknya jika dalam masa yang pendek dan singkat di kehidupan dunia ini, kita saling kasih mengasihi sehingga kita meninggalkan nama yang baik. Tahukah engkau apakah rahasia kebaikanku di tengah masyarakat? Untuk mengetahui rahasia ini, aku ingin menyajikan sebuah kisah untuk mu. Pengrajin emas memasang telinganya untuk mendengar kisah tersebut dan dalam keadaan tersenyum yang tersungging di bibirnya, dengan penuh perhatian dia mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh pembuat kendi.

Si pembuat kendi berkata; Pada suatu hari Imam Sajad as, berkata kepada salah seorang sahabatnya bernama Zuhri yang begitu sedih memikirkan segala yang muncul dari sifat hasad pada dirinya. Beliau berkata: “Wahai Zuhri, apakah salahnya jika engkau menganggap orang lain sama seperti saudara dan keluargamu sendiri, orang yang tua sebagai bapakmu, anak-anak sebagai anakmu dan orang yang sebayamu seperti saudaramu sendiri. Ketika dalam keadaan begini, bagaimana mungkin engkau berbuat zalim kepada orang lain? Janganlah engkau lupa pada hal ini bahwa orang lebih menyayangi siapa yang berbuat baik kepada orang lain. Jika metode yang begini engkau teruskan dalam hidupmu, dunia akan menjadi tempat yang membahagiakanmu dan engkau akan mempunyai banyak kawan."

Kata-kata pembuat kendi itu sampai disini. Pengrajin emas berpikir jauh dan lahirlah rasa penyesalan di wajahnya. Dengan suara yang bergetar, dia meminta maaf atas segala yang terjadi di masa lalu. Kepada Tuhan dia berjanji bahwa selepas ini dia akan menggantikan rasa dengki yang memenuhi hatinya dengan kasih sayang dan persahabatan kepada orang lain.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Jumat, 18 November 2011

Siapa Pendusta Agama ?


"Tahukah kamu orang yang mendustakan agama? Yaitu, orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka, celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan." (QS Almaun [107]: 1-7)

Dalam surah tersebut, Allah SWT demikian lugas mengaitkan agama dengan keberpihakan kepada kaum dhuafa. Seseorang dikategorikan telah berdusta atau berkhianat kepada agamanya manakala ia mengabaikan anak yatim dan orang miskin.

Surah Almaun diawali dengan pertanyaan, "Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?" Menurut banyak ahli tafsir, hal itu dimaksudkan untuk menggugah hati pendengarnya agar memberikan perhatian lebih kepada apa yang selanjutnya akan ditunjukkan pada ayat-ayat berikutnya.

Anak yatim dan orang miskin adalah dua kelompok yang paling rentan di masyarakat. Mereka digolongkan orang-orang yang lemah. Itulah mengapa Islam mewajibkan kita menolong mereka. Islam mendorong umatnya agar dalam beragama tidak selalu mementingkan aspek ibadah mahdhoh yang bersifat vertikal saja.

Islam juga menganjurkan ibadah sosial, seperti memerhatikan nasib orang-orang lemah. Jadi, surah Almaun seolah ingin menegaskan bahwa pendusta agama bukan hanya orang yang mengaku Muslim, tetapi tidak mau shalat. Lebih dari itu, orang yang mengaku Muslim, tetapi tidak punya kepekaan sosial dan tidak peduli pada lingkungan sekitar.

Ayat selanjutnya bertutur tentang orang-orang yang lalai dalam shalatnya dan riya. Lalai dalam shalat berarti bahwa orang itu fisiknya shalat; tetapi hati, jiwa, dan perilakunya tidak ikut shalat. Yaitu, yang shalatnya tidak berdampak pada perilaku sosialnya sehari-hari. Dalam shalat, banyak hikmah yang terkandung. Ada yang berpendapat, ketika shalat dibuka dengan takbiratulihram, itu berarti kita menyapa Allah. Kemudian, diakhiri dengan salam, yang artinya menyapa manusia.

Menengok ke kanan dan kiri sebagai tanda akhir shalat menunjukkan bahwa kita peduli pada kondisi lingkungan sekitar atau tetangga di kanan dan kiri. Dengan demikian, salah satu pesan fundamental shalat adalah kepedulian pada orang lain.

Kisah berikut menarik untuk disimak. KH Ahmad Dahlan, konon pada tahun 1912-an, mengajarkan santri-santrinya surah Almaun selama beberapa bulan. Ketika ditanya alasannya, beliau menjawab bahwa selama mereka belum ada yang melaksanakannya, ia tetap akan mengajari Almaun itu. Baru, setelah diketahui ada salah seorang santrinya yang memelihara anak yatim di rumahnya, beliau melanjutkan pelajaran ke surah-surah lainnya.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Kamis, 17 November 2011

Derajat Bagi Yang Memuliakan Lansia


Ali bin Abi Thalib sedang berjalan tergesa-gesa menuju masjid. Ia tak ingin melewatkan sholat shubuh hari itu dimana Nabi SAW sendiri yang menjadi imam nya. Ditengah jalan Ali terpaksa memperlambat langkahnya. Didepannya jalan seorang laki-laki-laki-laki tua tertatih-tatih. Ali tidak mau mendahului lelaki tua itu karena rasa hormatnya. Walhasil Ali-pun menjadi terlambat tiba dimasjid. Tiba di masjid, ternyata lelaki tua itu tidak masuk kedalamnya. Ia terus saja berjalan tanpa menghiraukan bahwa ia sedang berada didepan sebuah masjid pada saat dimana waktu sholat shubuh sedang tiba.

"Barangkali lelaki tua itu adalah seorang yang kafir, atau yang pasti ia bukanlah orang Islam". Begitu pikir Ali dalam hatinya.

Sewaktu Ali masuk kedalam masjid dilihatnya Nabi SAW sedang ruku`. Ini berarti, bahwa masih tersedia waktu bagi Ali untuk sholat dengan diimami Nabi SAW sebagaimana yang diniatkan sebelumnya.

Usai sholat para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. "Ada gerangan apa ya Rasulullah SAW, sehingga engkau lebih memperlama masa ruku` waktu sholat tadi ? Padahal, sebelumnya hal yang seperti ini belum pernah engkau lakukan ?"

Mendengar pertanyaan para sahabat itu, Nabi SAW segera menjawab : "Saat ruku' tadi, yaitu usai mengucapkan Subhana Rabbiyal `Adzimi, aku bermaksud segera mengangkat kepalaku. Tetapi, tiba-tiba pada saat yang sama, Jibril datang. Ia menggelar sayapnya dipunggungku sehingga membuat aku terus saja ruku`. Jibril membuat demikian lama sekali, selama yang kalian rasakan. Baru setelah Jibril mengangkat sayapnya, aku dapat berdiri mengangkat kepalaku ".

"Mengapa bisa terjadi begitu, ya Rasulullah SAW ?" seorang diantara sahabat terus bertanya.

"Aku tak sempat menanyakan hal itu".

Ternyata Jibril kembali menemui Nabi SAW. Ia memberikan penjelasan mengenai sebab ruku` menjadi panjang saat sholat shubuh itu.

"Wahai Muhammad, tadi itu, Ali sedang tergesa-gesa untuk bisa mengejar sholat berjama`ah. Tapi ditengah perjalanan ia bertemu dengan seorang lelaki tua Nasrani yang membuat jalannya menjadi terlambat sampai kesini. Ali tidak tahu kalau orang itu adalah Nasrani, dan ia biarkan orang tua itu untuk tetap terus berjalan didepannya. Ali tidak mau mendahuluinya. Allah SWT kemudian menyuruhku supaya engkau tetap ruku` sehingga memungkinkan Ali untuk dapat menyusul sholat shubuh berjama`ah. Perintah Allah SWT seperti itu kepadaku bukan hal yang mengherankan bagiku, yang mengherankan adalah perintah Allah SWT kepada Mikail agar ia menahan perputaran matahari dengan sayapnya. Ini tentunya karena perbuatan Ali tadi". demikian penjelasan Jibril.

Setelah memperoleh keterangan dari malaikat Jibril, Nabi SAW pun kemudian bersabda, "Inilah derajat orang yang memuliakan orangtua (lansia), meskipun lansia itu adalah Nasrani".

Sumber

Baca Selengkapnya......

Rabu, 16 November 2011

Kisah 3 Pengembara


Hari itu mendung tiba-tiba saja menutup langit. Dalam sekejap hujan pun turun dengan lebatnya. Tiga orang pengembara yang saat itu sedang berjalan bersama, cepat-cepat mencari perlindungan. Kebetulan ada sebuah gua di depan mereka. Tanpa pikir panjang, ketiganya segera masuk dan berteduh di dalamnya.

Hujan yang deras membuat tanah menjadi longgar, dan sebongkah batu yang besar jatuh dari atas gua dan menutup lubang guanya. Ketiga pengembara itu pun terperangkap di dalamnya.

Berkali-kali mereka mencoba mendorong batu itu, namun batu itu terlalu berat sehingga sedikit pun tidak bergeser dari tempatnya. Tiba-tiba salah seorang di antaranya berkata “Demi Alloh, tidak akan ada yang menyelamatkan kita kecuali sifat jujur dan ikhlas. Marilah kita berdoa kepada Alloh dengan perantara (wasilah) amal perbuatan yang pernah kita lakukan dengan hati yang ikhlas. Semoga Alloh mau memberikan pertolongannya.”

Mereka bergegas mensucikan diri kemudian mulai mengucapkan doa.

Pengembara pertama berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa hamba dulu pernah memiliki seorang pekerja yang hamba upah dengan tiga gantang padi. Suatu hari pekerjaku itu pergi tanpa mengambil upahnya. Maka aku menyemai padi-padi itu hingga membuahkan hasil. Hasilnya kubelikan seekor sapi yang kemudian beranak pinak. Saat pekerja itu datang dan menagih upahnya, aku menyuruhnya mengambil semua sapi itu. Awalnya dia menolak karena merasa upahnya hanyalah tiga gantang padi. Namun aku bersikeras karena sapi-sapi itu berasal dari tiga gantang berasnya. Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”

Tiba-tiba batu besar itu bergeser sedikit, sehingga mereka bisa mengintip keluar dan mengetahui bahwa hujan telah berhenti.

Pengembara kedua berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa aku memiliki orang tua yang sudah tua. Aku begitu mencintai mereka. Setiap malam aku membawakan mereka susu kambing yang kuperah sendiri. Suatu malam aku terlambat memerah kambing dan mereka sudah tertidur saat aku tiba di kamar mereka. Saat itu anak dan istriku sudah menangis kelaparan, namun aku tidak mau mereka meminum susu kambing itu sebelum orang tuaku. Sementara kau tidak berani membangunkan tidur mereka. Akhirnya aku menungguinya hingga fajar tiba. Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”

Batu besar itu kembali bergeser, membuat lubang yang cukup lebar, namun tidak cukup lebar untuk mereka keluar dari dalam gua.

Pengembara ketiga berdoa, “Ya Alloh, Engkau tahu bahwa aku memiliki seorang sepupu perempuan yang sangat aku cintai. Aku sering menggoda dan merayunya untuk berbuat dosa, namun ia selalu menolak. Suatu hari ia datang untuk meminjam uang sebesar 100 dinar. Aku memberinya dengan syarat dia harus memberikan kehormatannya. Dia terpaksa mengabulkanku karena dia dalam situasi yang terdesak. Namun saat aku hampir melakukan niatku, ia berkata ‘Bertaqwalah engkau kepada Alloh, janganlah kau merusak cincin kecuali sudah menjadi hakmu!’ Maka aku segera membatalkan niatku. Ya Alloh, jika Engkau tahu apa yang kulakukan itu hanya karena aku takut pada-Mu, maka keluarkan kami dari gua ini.”

Akhirnya batu besar itu bergulir dan terbukalah mulut gua tersebut sehingga mereka dapat keluar dengan selamat.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Selasa, 15 November 2011

Hak Seorang Istri


Ada sepasang suami istri yang dihadirkan ke hadapan Hakim Ka`ab Al As`adi. Perkara suami istri itu diajukan kepada Hakim karena pengaduan sang istri terhadap suaminya sendiri.

Maka ketika sidang mulai digelar, dengan meratap, si istri mengadukan hal-nya kepada sang Hakim.

" Tuan Hakim yang terhormat, aku mengadu kepadamu , memintamu untuk memberikan keadilan kepadaku".

" Ya baiklah. Tapi jelaskan dahulu perkara apa yang hendak kamu ajukan kepadaku !".

" Aku mengadukan suamiku. Aku benar-benar tidak suka dengan cara hidupnya selama ini. Setiap hari kerjanya cuma sibuk beribadah. Tempat tidurnya adalah masjid. Ia jarang sekali untuk datang tidur bersamaku di tempat tidur kami dirumah. Setiap malam kerjanya cuma sholat melulu. Kalau siang hari terus menerus puasa. Aku hampir-hampir tak pernah ia perdulikan. Aku betul-betul tidak senang dengan cara hidup yang seperti ini terus-menerus ".

Mendengar pengaduan si istri, hakim Ka`ab Al As`adi mengkonfirmasikan perihal tersebut kepada suaminya.

" Betulkah pengaduan oleh istrimu barusan itu ?"

" Benar, Pak Hakim !".

" Kalau begitu, apa maksudmu dengan semua kegiatanmu yang terus menerus seperti itu ?"

" Aku ingin menjadi ahli ibadah, Pak Hakim !".

Setelah tahu duduk persoalannya, Hakim Ka`ab lalu merenungkannya. Setelah mempertimbangkan jawaban-jawaban yang diutarakan sang suami secara mendalam, kemudian hakim memberikan keputusannya.

"Sebagai suami darinya, istrimu mempunyai hak atas dirimu. Kamu wajib memenuhi haknya itu. Allah SWT telah menghalalkan bagimu dua wanita, tiga wanita, atau sampai empat wanita untuk dapat kamu jadikan istrimu. Sekarang, istrimu kan hanya seorang. Itu berarti dalam empat hari berturut-turut kamu mempunyai waktu tiga hari untuk melakukan ibadah dan sehari dapat kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan biologis istrimu".

Keputusan hakim Ka`ab Al As`adi yang menetapkan tiga hari sekali untuk mengumpuli istri membuat khalifah Umar bin Khattab terkagum-kagum. Atas kebijaksanaannya yang mengagumkan itu, kemudian khalifah mengangkat Ka`ab sebagai hakim di Basrah.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Senin, 14 November 2011

Jangan Biarkan Anak - Anak Dewasa Sebelum Waktunya


Saat ini banyak sekali acara tv yang menayangkan tontonan yang sebenarnya lebih tepat untuk orang dewasa. Namun pada kenyataannya, tontonan tersebut juga ditonton oleh anak-anak. Tidak hanya acara tv, internet dan lagu-lagu yang diputar baik di radio atau TV juga bukanlah tepat untuk dilihat dan didengar anak anak. Hal-hal ini bisa menyebabkan anak menjadi dewasa sebelum waktunya.

Lagu cinta misalnya merupakan lagu untuk orang dewasa. Banyak lagu cinta zaman sekarang yang berkesan cengeng, putus asa, dan terkadang mengandung kata-kata seperti “selingkuh”, “cinta dimadu”, dan sebagainya. Lirik dalam lagu cinta saat ini bisa membuat anak anak mengenal cinta pada lawan jenis sebelum waktunya.

Tidak dipungkiri bahwa lagu cinta berdampak pada aspek psikologis anak, membuatnya lebih cepat dewasa. Hal ini bukanlah hal yang baik karena seharusnya anak berproses dengan normal. Kedewasaan sebelum waktunya membuat anak anak tidak siap menghadapi masa-masa sulit nantinya misalnya masa putus cinta, masa ingin mencoba ini dan itu dengan pasangan. Tentunya akan sangat berbahaya jika anak terjebak dalam pergaulan bebas.

Saat ini, acara tv juga jarang yang mendidik. Acara tv lebih cenderung menayangkan kisah percintaan yang sarat dengan pertengkaran, konflik, dan balas dendam. Tidak hanya itu acara tv juga banyak yang mengandung kekerasan. Anak anak sebaiknya dihindarkan dari tontonan yang seperti itu. Anak anak cenderung polos dan cepat menangkap apa yang dilihat dan didengarnya. Dengan demikian, anak anak bisa meniru perbuatan seperti di acara tv.

Tak jarang kita melihat, anak anak yang pandai berbicara menirukan orang dewasa padahal tidak pernah diajarkan oleh keluarganya. Oleh sebab itu, pilihlah tontonan yang sesuai, jangan membuat anak menonton acara tv yang kita sukai. Bimbing anak selama menonton dan berikan sedikit pengarahan. Acara tv biasanya memuat symbol yang menerangkan bahwa acara ini cocok untuk anak anak atau tidak.

Media internet merupakan media yang bisa diakses secara bebas. Seusia anak anak pun bisa melihat hal-hal dewasa. Orang tua harus bisa melakukan tindakan preventif untuk mencegah anak lebih terjerumus dalam situs-situs orang dewasa. Berikan software pengaman pada komputer anak dan damping anak jika akan melihat dunia maya.

Lagu cinta, acara tv seperti sinetron, dan berita-berita memang berpeluang membuat anak dewasa sebelum waktunya. Mereka akan berada pada tahapan hidup yang sebenarnya mereka belum siap dan matang. Dalam ketidakstabilan emosi dan psikologis, anak anak itu bisa melakukan hal-hal yang kurang baik. Oleh sebab itu, bimbingan dan pendampingan orang tua sangat penting untuk memastikan anak mengalami proses pertumbuhan yang normal. Menjadi dewasa sebelum waktunya sebenarnya telah mencuri saat-saat bahagia seorang anak untuk bermain dan belajar.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Minggu, 13 November 2011

Tiga dari Empat Mualaf Inggris Ternyata Perempuan. Ini Alasan Mereka Memilih Islam


Tiga perempat dari mualaf Inggris adalah perempuan. Richard Peppiatt dari Independent telah menemukan bahwa dari 5.200 warga Inggris yang masuk Islam pada tahun 2010, lebih dari 50 persennya adalah warga kulit putih dan tiga perempat dari mereka adalah perempuan.

Selain itu, peneliti yang berbasis di Swansea University juga menemukan bahwa dari 40 ribu orang di Inggris masuk Islam dalam 10 tahun terakhir, dan mayoritas adalah perempuan.

Temuan ini hampir senada dengan Faith Matters, yang menyebut 53 persen dari mualaf Inggris kulit putih adalah perempuan. Angkanya meningkat 66 persen pada kurun 2002-2010 dibanding dengan rentang waktu yang sama sebelum 2001.

Umumnya, para mualaf ini terbentur dengan problem sehari-hari, untuk mengintegrasikan keyakinan mereka yang baru dalam batas-batas yang lebih luas dari masyarakat, di mana mereka sering dianggap sebagai orang luar, meskipun berlatar belakang Barat. Sebuah studi baru-baru ini di Leicester menemukan fakta mengejutkan bahwa 93 persen masjid memerlukan layanan untuk mualaf, tetapi hanya 7 persen dari mereka yang bisa memenuhi kebutuhan ini.

Kevin Brice, yang melakukan penelitian yang luas dalam perkembangan sosiologis mualaf, berbicara kepada The Outlook tentang beberapa alasan mengapa wanita masuk Islam. "Islam menawarkan wanita rasa perlindungan dan identitas - ini mungkin terdengar kontra-intuitif diberikan cara Islam biasanya digambarkan di media - tetapi beberapa wanita menemukan pakaian sederhana yang dibutuhkan oleh Islam ini bersifat 'membebaskan'," katanya.

Islam, katanya, juga dipandang sebagai lebih mendukung nilai-nilai keluarga 'kuno', dan perempuan memiliki peran yang jelas dalam keluarga. Banyak mualaf yang mulai menemukan Islam dari keresahan mereka dengan alkohol dan mabuk-mabukan, kurangnya moralitas dan kebebasan seksual, dan konsumerisme, semua yang dilihat sebagai lazim dalam masyarakat Inggris. "Islam menawarkan mereka sebuah pendekatan yang berbeda," tambahnya.

Brice juga berbicara tentang sejumlah kesalahpahaman yang berhubungan dengan mualaf. "Pertama, penting untuk mengenali bahwa mayoritas mualaf telah dikonversi melalui pilihan bebas dan melihat diri mereka tetap sebagai orang Inggris dan Muslim. Mengkonversi tidak mewakili tudingan licik bahwa mereka bertekad untuk mengganggu cara hidup Barat," katanya.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Sabtu, 12 November 2011

Indahnya Menjaga Pandangan


Mahasuci Allah yang telah membekali kita pandangan, pendengaran, dan hati agar kita bersyukur. Mahaindah Kasih Sayang-Nya yang telah mengizinkan kita untuk menikmati warna-warni alam semesta, aneka rupa bentuk benda-benda. Shalawat mari kita lantunkan pada Rasul Muhammad terkasih, yang telah menunjukkan pada kita, bagaimana semestinya kita menggunakan anugerah Allah yang berupa mata ini.

Suatu ketika Ummi Salamah ra berkata: Ketika saya dengan Maimunah ada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba masuk ketempat kami Abdullah bin Ummi Maktum, kejadian itu sesudah ayat hijab yang diperintahkan kepada kami. Rasulullah bersabda: "Berhijablah kamu daripadanya".

Kami menjawab, "Ya Rasulullah bukankah ia seorang yang buta tidak melihat dan tidak mengenal kepada kami?" Kemudian beliau menjawab, "Apakah kamu juga buta, tidakkah kamu melihat padanya?". Dalam kisah lain disebutkan pula bahwa Rasulullah SAW pernah menggerakkan tangannya untuk memalingkan wajah Al-Fadhl, ketika sahabatnya itu ketahuan tengah memandang seorang wanita asing dengan sengaja.

Dari kedua kisah ini kita mendapati bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat menjaga pandangannya. la amat berhati-hati dalam memandang sesuatu, terutama yang berkaitan dengan memandang seseorang yang bukan muhrim kita. Semua ini, tidak lain, menunjukkan ketaatan beliau atas perintah Allah seperti yang tercantum dalam Alquran, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. An-Nuur: 30). Dalam ayat selanjutnya Allah SWT memerintahkan pula hal yang sama pada kaum perempuan. Amat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari menjaga pandangan itu.

Salah satunya adalah menjaga diri dari perilaku tercela. Sesungguhnya, mata kita adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan. Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinahan.

Zina adalah dosa besar, yang bukan hanya dimurkai Allah, namun akibatnya pun akan dirasakan sang pelaku dan orang-orang di sekitarnya selama di dunia. Penyakit AIDS yang akan membunuh seseorang secara pelan-pelan dalam kelemahan dan keterasingan, hanyalah salah satu akibat dari perbuatan keji ini.

Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan apalagi bagi kita yang hidup di zaman modern seperti ini. Lihatlah ke samping kiri, kanan, depan dan belakang kita, lawan jenis senantiasa mengelilingi? Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, di dalam mobil angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenis pun tak dapat dihindarkan. Bahkan ketika berdiam dirumah saja, menahan pandangan tidak kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang dapat membuat hati tergelincir karenanya.

Tak heran, ibadah kita sering berantakan. Bacaan Alquran kita kering kerontang. Berdoa pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya. Karena hal ini pula, menuntut ilmu menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal.

Mendapatkannya sungguh sulit nyaris tiada terperi, sedangkan hilangnya menjadi sangat mudah sekali. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang alim pada muridnya, "Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat".

Pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis kualitas iman yang tumbuh dalam hati seseorang. Iman itu tidak hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun periahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak halal, menjadi media paling efektif untuk menghilangkan keimanan dari dalam diri.

Ia adalah salah satu senjata syetan yang sangat ampuh. Dalam Surat An-Nisaa ayat 118, syaitan laknatullah menegaskan komitmennya, "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untuk saya".

Artinya, sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah syetan, sedang syetan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadap pandangan mata menjadi satu kunci pokok menuju keselamatan.

Bila saat ini, ketika tak ada tangan Rasulullah yang dapat memalingkan wajah kita dari memandang perempuan, manakala tiada teguran dari mulut suci beliau yang menyuruh para wanita berhijab dari melihat lelaki yang bukan haknya untuk dilihat, maka mengingat sabda-sabda Rasulullah SAW yang masih terpelihara ini menjadi satu keniscayaan.

Memang, dalam kondisi tertentu kita diperbolehkan memandang lawan jenis, seperti dalam proses belajar mengajar, jual beli, pengobatan, maupun persaksian. Walaupun demikian, taburilah selalu hati kita dengan firman Allah yang menjanjikan kemuliaan dan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang mampu menjaga diri dari hal yang diharamkan-Nya.

Alhasil andaipun pada awalnya hal ini amat sulit kita lakukan, namun yakinlah bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya.

Sebagaimana firman-Nya yang tertera dalam Surat An-Nahl ayat 127-128, Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran ) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan. Akhir kata, pandangan yang terjaga dengan baik, insya Allah akan membuat seseorang dapat merasakan manisnya iman dan lezatnya mengingat Allah.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Jumat, 11 November 2011

Matematika Hidup


= UMUR KITA =

Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60 tahun - 70 tahun (mayoritas). Pukul rata manusia meninggal ± 65 tahun, beruntung yang diberikan umur panjang dan dimanfaatkan sisa umurnya.

BALIGH : Start untuk seseorang diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia ???
Laki-laki Baligh ± 15 tahun
Wanita Baligh ± 12 tahun

Usia Yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus :

MATI - BALIGH = sisa USIA ???
65 - 15 = 50 tahun
Lalu 50 tahun ini digunakan untuk apa saja ???

Catatan : 50 tahun =
12 jam siang hari
12 jam malam hari
24 jam satu hari satu malam
Mari kita tela'ah bersama..

= WAKTU TIDUR =

Waktu kita tidur ± 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur :
= 18.250 hari x 8 jam = 146.000 jam
= (146.000 : 24) = 6.083.33 hari : 365 hari
= 16,66 tahun
= dibulatkan jadi 17 tahun

Logikanya : Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis di gunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk selamanya..

Catatan : Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang tumor alias tukang molor, bisa jadi 12 jam/hari = 25 tahun habis tertidur !!! Hati-hati dengan penyakit TUMOR !!!

= WAKTU AKTIVITAS =

Waktu aktivitas kita di siang hari ± 12 jam
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas :
= 18.250 hari x 12 jam = 219.000 jam
= (219000 : 24) = 9125 hari : 365 hari
= 25 tahun

Aktivitas disiang hari : Ada yang bekerja, atau bercinta, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling. Dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah bisa disamaratakan satu dengan yang lain..

= WAKTU SANTAI =

Waktu santai ± 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai santai :
= 18.250 hari x 4 jam = 73.000 jam
= 8 tahun

Realisasi santaii : biasanya nonton tv sambil minum kopi, ada pula yang belajar mati-matian atau bikin contekan habis-habisan buat ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan..

= TOTAL WAKTU =

Total waktu : tidur + aktivitas + santai
= 17 tahun + 25 tahun + 8 tahun
= 50 tahun
Tidur ??? Ngelembur ??? Nganggur ???

= LALU KAPAN IBADAHNYA ??? =

Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya, karena satu hal yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki Illahi.

Maut datang menjemput tak pernah bersahut..
Malaikat datang menuntut untuk merenggut..
Manusia tak kuasa untuk berbicara..
Tuhan Maha Kuasa atas surga dan neraka..

Memang benar !!! kuliah itu ibadah, kalau niat kuliahnya untuk ibadah, lha wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti bekerja agar mudah mencari nafkah..

Memang benar !!! bekerja cari nafkah itu ibadah, tapi bekerja yang bagaimana ??? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar dipandang orang-orang..

Jarang orang menolak untuk dipuji dan dipuja tatkala mereka berjaya..

Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah..

Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah, tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia..

Lalu kapan ibadahnya ???

Oh.. mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap cukup ???!!! Karena kita pikir; sholat begitu besar pahalanya, sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu surga. Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah sholat kita !!!

= WAKTU SHOLAT =

Berapa sholat kita dalam 50 tahun ???
1x sholat = ± 10 menit ? 5x sholat ± 1 jam

Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat:
=18.250 hari x 1 jam = 18.250 jam
= 2 tahun

Ini dengan asumsi semua sholat kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

KESIMPULAN : waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma 2 tahun untuk sholat ??? 2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita ??? itupun belum tentu sholat kita bermakna berpahala dan diterima..

Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun; dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua, dalam harta kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah kita yang selalu bergelimang dosa.

= LOGIKA DAN LOGIKANYA =

Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana.

= SOLUSI =

Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat, isilah dengan sesuatu apa yang bermanfaat. Jangan ditunda-tunda lagi ??? Ingat malaikat maut akan datang kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Akhirat adalah tujuan kita yang terakhir !!! Apakah kita siap menyambut malaikat maut kapan saja dan dimana saja ???

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan semesta Alam. Aamiin.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Kamis, 10 November 2011

Kisah Wali Allah SWT yang Sholat Di Atas Air


Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang termasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia saja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.

Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah s.w.t.. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terumbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan shalat di atas air.

Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!"

Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, "Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!"

Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, "Apa hal?" Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa.

Peniaga itu berkata, "Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?"

Wali itu berkata, "Dekatkan dirimu kepada Allah s.w.t.."

Para penumpang itu berkata, "Apa yang mesti kami buat?"

Wali Allah itu berkata, "Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat."

Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, "Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat."

Wali Allah itu berkata lagi, "Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah."

Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.

Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.

Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, "Siapakah kamu wahai wali Allah?"

Wali Allah itu berkata, "Saya ialah Awais Al-Qarni."

Peniaga itu berkata lagi, "Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir."

Wali Allah berkata, "Sekiranya Allah s.w.t. kembalikan semua harta kamu, apakah kamu betul-betul akan membagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?"

Peniaga itu berkata, "Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah."

Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan shalat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah s.w.t. agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya. Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang. Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju.

Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a'alam.

Sumber

Baca Selengkapnya......

Rabu, 09 November 2011

Baca dan Tahan Tangismu !!!


Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu …. sebagai balasannya …. kau menangis sepanjang malam

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan, sebagai balasannya …. kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang …. sebagai balasannya …. kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna …. sebagai balasannya …. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah …. sebagai balasannya …. kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah …. sebagai balasannya …. kamu berteriak “NGGAK MAU ….!”

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola …. sebagai balasannya kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim …. sebagai balasannya …. kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu, sebagai balasannya …. kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun …. sebagai balasannya …. kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop …. sebagai balasannya …. kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa …. sebagai balasannya …. kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya, sebagai balasannya …. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan …. sebagai balasannya …. kamu nggak pernah menelponnya

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ….
sebagai balasannya …. kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil …. sebagai balasannya …. kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting …. sebagai balasannya …. kamu pakai telpon nonstop semalaman

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA …. sebagai balasannya …. kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu
ke kampus pada hari pertama …. sebagai balasannya …. kamu minta
diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya “Darimana saja seharian ini?”…. sebagai balasannya …. kamu menjawab “Ah,
cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang”

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu …. sebagai balasannya …. kamu bilang “Aku nggak mau seperti kamu”

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus
perguruan tinggi …. sebagai balasanmu …. kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu …. sebagai balasannya …. kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya
tentang rencana di masa depan …. sebagai balasannya …. kamu mengeluh
“Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu”

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu ….
sebagai balasannya …. kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat
bayimu …. sebagai balasannya …. kamu katakan “Sekarang jamannya sudah beda”

Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu …. sebagai balasannya kamu jawab “Aku sibuk sekali,
nggak ada waktu”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu …. sebagai balasannya …. kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang …. dan tiba-tiba kamu
teringat semua yang belum pernah kamu lakukan …. dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

SEKARANG… saat ibu kita masih hidup..
sekarang saat ibu kita masih bisa menemani kita.. tidakkah terbesit keinginan untuk membuatnya bahagia..

Ada banyak cara untuk membuatnya bahagia, kita tidak perlu memikirkan yg jauh2, seperti menyuapinya makan atau yg lainnya..

Tetapi buatlah agar apa yg engkau lakukan membuatnya bangga..

Sumber

Baca Selengkapnya......