:: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh :: Selamat datang di website resmi Masjid Amal Bakti - Puncak Sekuning - Palembang :: Semoga isi dari website ini bisa bermanfaat untuk kita semua :: Terima kasih atas kunjungannya :: Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ::
===========================================================
===========================================================

Jumat, 13 Januari 2012

Menunaikan Amanah


Riwayat yang dikemukakan oleh Ali bin Abi Thalib ra. menceritakan, pada suatu hari ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sedang duduk-duduk bersama beberapa orang sahabat, datang seseorang yang dilihat dari penampilannya berasal dari kawasan perbukitan. Setelah mengucapkan salam dan dijawab oleh semua yang hadir, orang itu tanpa basa-basi lagi bertanya, Wahai Rasulullah, terangkan kepada saya, apakah ketetapan agama yang paling ringan dan ketetapan apa pula yang paling berat. Dengan senyum Rasulullah menjawab, Yang paling ringan adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Sedangkan yang paling berat wahai saudaraku, ialah amanah. Tidak beragama dengan benar, orang yang tidak menjaga amanah; tidak diterima dari orang itu sholatnya dan zakatnya" (HR. Al-Bazar)

"Semua majelis itu merupakan amanah kecuali 3 hal. Yaitu majelis penumpahan darah, majelis hubungan badan yang diharamkan dan majelis pelanggaran terhadap harta orang lain" (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar'i, amanah bermakna, menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Sesungguhnya amanah adalah memiliki nilai yang sangat besar di dalam agama Allah. Oleh karena itu ada perintah untuk mewujudkan dan memperhatikannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya :

"..Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya.." (QS. Al-Baqarah 2 : 283)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. An-Nisaa' 4 : 58)

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui (akibat pengkhianatan itu)" (QS. Al-Anfaal 8 : 27)

Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri kekafiran.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji" (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Barangsiapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan barangsiapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, apabila berkata-kata ia berdusta. Kedua, apabila berjanji ia mengingkari. Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan) ia mengkhianatinya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Islam mendidik para pemeluknya dengan watak yang terbaik, prilaku yang paling bagus, akhlak yang paling mulia dan perangai yang paling luhur.

Islam mengontrol setiap pemeluknya agar senantiasa memiliki jiwa yang mulia, hati yang hidup dan nurani yang tanggap. Sehingga hak-hak bisa dilindungi, amal-amal bisa dijaga dan tanggung jawab bisa dipelihara.

Oleh karena itu agama Islam mendidik umatnya agar senantiasa menjaga amanah. Islam mewajibkan setiap muslim menjadi orang yang bersih dan bisa dipercaya.

Seorang muslim harus selalu menjaga kehormatan diri dan integritasnya, serta menghadirkan dirinya dari kecurangan dan pengkhianatan.

Renungkanlah betapa pentingnya amanah dan betapa berat tanggung jawabnya.

Sesungguhnya amanah di dalam syari'at Allah memiliki makna yang sangat besar dan pengertian yang sangat luas. Ia mencakup beragam makna yang secara global ialah perasaan seorang muslim akan resiko yang dihadapinya dan kesiapannya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam segala urusan yang diserahkan dan dibebankan kepadanya, baik urusan agama maupun dunia.

Serta keyakinannya yang mantap bahwa dirinya akan ditanya tentang hal itu di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Sehingga ia pun melaksanakan segala sesuatu yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya, baik menyangkut hak-hak Allah mupun hak-hak sesama manusia.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya : "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin di rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya" (HR. Bukhari)

"Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya sambil berkata, Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya" (HR. Muslim)

Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam menjaga amanah. Ketahuilah bahwa kita semua memikul amanah di muka bumi. Setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dan kita semua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas amanah tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya" (QS. Al-Israa' 17 : 36)

Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan Segala Kemuliaan. Curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, juga kepada para keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Tuhan semesta Alam. Amiin.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar