:: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh :: Selamat datang di website resmi Masjid Amal Bakti - Puncak Sekuning - Palembang :: Semoga isi dari website ini bisa bermanfaat untuk kita semua :: Terima kasih atas kunjungannya :: Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ::
===========================================================
===========================================================

Senin, 10 Oktober 2011

Kejujuran Saudagar Permata


Pada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya karena ia akan keluar sholat. Ketika itu datanglah seorang badui yang hendak membeli perhiasan di kedai itu. Maka terjadilah jual beli di antara badui itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi.

Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badui tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi.

Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid lalu bertanya kepada si badui yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi. Dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya.

Saudagar Yunus bertanya kepada badui itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?"

Badui itu menjawab, "Empat ratus dirham."

"Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham saja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan uang selebihnya kepada saudara." Kata saudagar Yunus lagi.

"Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yang empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham."

Tetapi saudagar Yunus itu tidak mau melepaskan badui itu pergi. Didesaknya juga agar badui tersebut balik ke kedainya dan bila sampai dapat dikembalikan uang kepada badui itu.

Setelah badui itu pergi, berkatalah saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi.

"Tetapi dia sendiri yang mau membelinya dengan harga empat ratus dirham." Saudaranya coba mempertahankan bahwa dia dipihak yang benar.

Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."

Jika kisah ini dapat dijadikan teladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Karena ini menunjukkan pribadi seorang peniaga yang jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram karena tidak ada penipuan dalam perniagaan.

Dalam hal ini Rasulullah S.A.W bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayatkan lima Imam kecuali imam Nasa'i).

Sumber

Baca Selengkapnya......