:: Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh :: Selamat datang di website resmi Masjid Amal Bakti - Puncak Sekuning - Palembang :: Semoga isi dari website ini bisa bermanfaat untuk kita semua :: Terima kasih atas kunjungannya :: Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ::
===========================================================
===========================================================

Senin, 03 Oktober 2011

Hebatnya Tipu Daya Setan


Setan mempunyai tipu daya yang hebat untuk menggoda manusia agar melakukan perbuatan-perbuatan dosa besar. Cerita berikut ini adalah salah satu contoh yang diriwayatkan dari Nabi SAW.

Setan mendatangi seorang gadis dan mencekik gadis itu sehingga tak sadarkan diri. Setelah setan melakukan perbuatan itu, ia lantas mendatangi keluarga korban dan membisikkan kehati keluarga itu bahwa obat yang dapat menyembuhkan gadis itu ada pada seorang rahib dari bani Israel. Keluarga gadis segera mencari rahib yang dimaksud setelah mereka menemukannya, dibawalah si gadis kepada rahib. Tetapi rahib menolak untuk menerima gadis itu. Meskipun ditolak, keluarga gadis terus menerus mendesak, sehingga maulah ia mengabulkan harapan keluarga untuk mengobati korban. Akhirnya sang rahib mengalah. Terpaksalah ia menerima gadis itu.

Keluarga gadis segera meninggalkan gadis pada rahib. Sewaktu keluarga gadis telah tak ada dan rahib sudah bersiap akan mengobatinya, datanglah syetan membisikkan agar ia mau berbuat tak senonoh kepada si gadis. Rahib terus menerus digoda sehingga ia akhirnya tak kuasa menampik bujukan syetan. Rahib menyetubuhi sang gadis yang seharusnya ia obati. Akhirnya, gadis malang itupun berbadan dua. Waktu gadis malang itu telah hamil, syetan datang lagi menemui rahib. Ia terus menerus membisikkan dan menakut-nakuti rahib.

" Sekarang akan terbongkar rahasiamu. Bila keluarga gadis itu datang mengambil anaknya kembali, tentu mereka akan mengetahui perbuatan ini. Bunuh saja gadis itu ! Nanti bila keluarganya datang bilang saja ia sudah mati." Demikian rayu syetan kepada rahib. Akhirnya, rahib itu membunuh gadis malang tadi. Mayat gadis tersebut ia kuburkan.

Syetan segera mendatangi keluarga gadis dan membisikkan ke hati mereka bahwa rahib telah menodai anak mereka sehingga hamil dan akhirnya membunuhnya. Ramai-ramailah keluarga gadis mendatangi rahib dan menanyakan gadisnya. Rahib menjawab seperti yang dibisikkan syetan kepadanya.

" Ia sudah mati !"

Keluarga gadis marah besar dan serempak mereka menangkap sang rahib. Mereka berniat segera membunuh rahib sebagai balasan atas kematian anak gadis mereka. Pada waktu itu pula syetan datang dan berkata pada rahib. " Akulah yang telah mencekik gadis itu. Aku juga yang sudah membisikkan ini dan itu kepada keluarga gadis. Bila kamu mau selamat, maka satu-satunya cara adalah agar kamu mau patuh kepadaku. Kamu akan bisa aku bebaskan dari pembalasan mereka !"

" Dengan apa ?" tanya sang rahib pada syetan

" Sujudlah kepadaku dua kali !"

Rahib itupun segera bersujud dua kali kepada syetan. Syetan lalu berkata :" Aku bebas daripada perbuatanmu !"

Sumber

Baca Selengkapnya......

Ahli Ibadah dan Seorang Wanita


Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda,
“Seorang ahli ibadah dari Bani Israil beribadah kepada Alloh SWT di biaranya selama 60 tahun. Suatu ketika, hujan turun ke bumi dan menjadikannya hijau. Rahib keluar dari biaranya dan berkata, ‘Seandainya saya turun dari biara ini dan berdzikir kepada Alloh SWT, niscaya saya akan menambah kebaikan saya.

Dia kemudian turun sambil membawa sepotong atau dua potong roti. Ketika berjalan-jalan dia bertemu dengan seorang wanita. Dia terus-menerus berbicara dengannya dan terlena tak terduga sehingga ia pun menggaulinya.

Setelah itu, ia terjaga. Rintikan hujan jatuh dan ia mandi. Kemudian seorang peminta datang, dia memberikan isyarat untuk minta sepotong atau dua potong roti tersebut. Kemudian dia mati

Lalu ditimbanglah ibadahnya yang 60 tahun dengan dosa perzinahan. Ternyata lebih berat dosa zinanya dibanding kebaikannya. Kemudian ditimbang sepotong atau dua potong roti dengan kebaikannya dan lebih berat kebaikannya, sehingga ia diampuni.” (HR. Ibnu Hibban no. 820)

Sumber

Baca Selengkapnya......